Perempuan asal Gombong itu menjalani hidup sehari-hari sebagai ibu rumah tangga. Suaminya, tukang tambal di pinggiran rel. Penghasilan keduanya tak menentu. Kadang dalam sehari keluarga mendapatkan Rp20 ribu. Tak jarang tak dapat uang. Diakui sejumlah saksi, mereka sempat melihat Sumiarsi dan suami makan siang. Tapi sebelumnya juga Sumi dimarahi suaminya lantaran putra mereka selalu menangis.
Sumiarsi stres. Kebutuhan ekonomi keluarga kian mendesak. Ia acap meminjam uang dari kerabat. Pergi menghadap Sang Khalik, perjalanan Sumiarsi berakhir. Jenazah Sumiarsi diautopsi di Rumah Sakit Cipto Mangungkusumo. Evakuasi jenazah sempat sulit. Kondisi lokasi tak memungkinkan. Lalu lintas tersendat. Banyak orang ingin melihat kondisi korban.(seruu)
Sumiarsi stres. Kebutuhan ekonomi keluarga kian mendesak. Ia acap meminjam uang dari kerabat. Pergi menghadap Sang Khalik, perjalanan Sumiarsi berakhir. Jenazah Sumiarsi diautopsi di Rumah Sakit Cipto Mangungkusumo. Evakuasi jenazah sempat sulit. Kondisi lokasi tak memungkinkan. Lalu lintas tersendat. Banyak orang ingin melihat kondisi korban.(seruu)